Rabu, 06 Februari 2008
Gelisah
Kurasa hati ini hilang bersama nyanyian
Kucari di padang ilalang, dia bersembunyi
Kutengok di padang gersang, dia malu
Apa yang kau mau hatiku?
Darah ini berteriak mencari sang kekasih
Butir udara pun menangis
Aku hilang akal, bicara saja ku tak mampu
Biar mulut ini terbungkam
Biarkan aku diam
Ranting itu menyapaku sayu
Daun itu memandaku penuh tanya
Siapakah gerangan yang tega membuatmu suram?
Sudahlah...
Aku tak ingin mengingatnya
Relakan dia mati dalam benak ini
Sang Fajar dan Pencuri Pagi
Ketika raja siang terbangun dari tidur
Ia tersenyum, menenggelamkan kesunyian
Mengusir benda hitam yang menggantung di langit
Kudengar gemerisik air melantunkan lagu
Bersahut-sahutan, tanpa pangkal tanpa ujung
Angin datang tanpa salam
Pohon tua yang akarnya kokoh jadi rapuh
Datang pangeran kegelapan
Menjemput sang kekasih..
Hitam di Atas Putih
Selasa, 05 Februari 2008
Antara Malam dan Pagi
Diamlah, Jiwaku, sebab langit takkan mendengarmu
Diamlah, sebab angkasa penuh bintang bertangisan
Diamlah, sebab angin malam takkan memandangmu
Diamlah, Jiwaku, hingga sang fajar tiba
Dan ketika kubuka mata, aku tersentak
Kulihat langit menebar salju di atas ladang
Kulihat pohon tua berkembang di musim semi
Kulihat seekor burung bernyanyi di atas bukit
Fajar mulai menyingsing
Bicaralah, Jiwaku
Bangkitlah...
Tinggikan suaramu dengan dentuman lagu
Untittle
Senin, 04 Februari 2008
Langganan:
Postingan (Atom)